_

Senin, 10 Oktober 2011

Jurnal Perilaku Konsumen


METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriftif bertujuan mendeskripsikan bauran penjualan eceran (retailing mix) pada Ramayana departmentt store Kota Jambi, serta citra Ramayana department store Kota Jambi. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan menguji pengaruh bauran penjualan eceran (retailing mix) terhadap citra Ramayana department store  Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah survey deskriftif dan survey eksplanatory. Unit analisis dalam penelitian ini adalah konsumen Ramayana departmentt storKota Jambi, berukuran 100 responden.

Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sedangkan sumber data yaitu data primer data skunder.

Teknik Penarikan Sampel
Populasi adalah Keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1993:102). Dari pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Ramayana department store Kota Jambi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Ramayana Department Store  Kota Jambi selama periode April hingga September 2007, yang berjumlah 16.859 orang. Mengingat besarnya jumlah populasi, maka peneliti mengambil sampel sebagai responden. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 100 orang.


Operasional Variabel


Tabel 2. Operasionalisasi Variabel
Variabel

(1)
Sub.
Variabel
(2)
Konsep variabel

(3)
Indikator

(4)
Ukuran

(5)
Skala

(6)
Bauran
Penjualan Eceran (Retailing Mix)
Kombinasi dari lokasi, harga, promosi, display, pelayanan. Konsumen, dan variasi
barang dagangan yang digunakan untuk memuaskan pasar sasaran
Ordinal
Produk/
Barang
Dagangan
Variasi produk
yang ditawarkan baik kualitas, merk dan kemasan
 Kualitas Produk

 Keanekaragam an merk produk

 Kelengkapan produk
 Tingkat kualitas
produk
 Tingkat keanekaragaman produk
 Tingkat kelengkapan produk
Ordinal

Ordinal


Ordinal
Harga
Harga jual
produk yang ditetapkan perusahaan
 Kewajaran harga

 Kesesuaian harga dengan nilai barang
 Tingkat kewajaran
harga
 Tingat kesesuaian dengan nilai barang
Ordinal

Ordinal
Bauran
lokasi
Keputusan
perusahaan berkaitan dengan dimana operasi dan stafnya akan ditempatkan
 Keuntungan lokasi

 Lokasi yang strategis
 Kemudahan sarana transportasi
 Tingkat keuntungan
lokasi
 Tingkat lokasi yang strategis
 Tingkat kemudahan sarana transportasi
Ordinal

Ordinal

Ordinal
Promosi
Unsur promosi
yang dilakukan oleh perusahaan
 Daya tarik iklan

 Daya tarik brosur
 Daya tarik
personal selling

 Daya tarik sales promotion
 Daya tarik
publicity
 Tingkat daya tarik
iklan
 Tingkat daya tarik brosur
 Tingkat daya tarik
personal selling
 Tingkat daya tarik
sales promotion
 Tingkat daya tarik
publicity
Ordinal

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Fasilitas
fisik
Suatu hal yang
secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan
 Ketersediaan
tempat parkir
 Ketersediaan kamar kecil
 Arsitektur dan tata cahaya lampu
   Ketersediaan penitipan barang
 Kebersihan
 Tingkat ketersediaan
tempat parkir
 Tingkat ketersediaan kamar kecil
 Tingkat daya tarik arsitektur
 Tingkat ketersediaan tempat penitipan
 Tingkat kebersihan
Ordinal

Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

Pelayanan
Upaya
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas usahanya
 Kemudahan
pembayaran dengan kartu kredit
 Kebijakan mengantar pembeli
 Pelayanan
customer service
 Tingkat kemudahan
pembayaran dengan kartu kredit

 Tingkat kebijakan mengantar pembeli
   Tingkat pelayanan
customer service
Ordinal



Ordinal


Ordinal
Wiraniaga
Aktivitas
karyawan yang melayani dan berhubunagn langsung dengan konsumen
 Keramahan
wiraniaga
 Kesiapan wiraniaga membantu konsumen
 Tingkat keramahan
wiraniaga
 Tingkat kesiapan wiraniaga membantu konsumen
Ordinal

Ordinal
Citra
Departmentt
Store
Brand image is a set of associations, ussualy organized in some miningful way

Reputati
on

 Seberapa kuat
brand perusahaan dikenal oleh konsumen
 Tingkat pengenalan
konsumen terhadap
brand perusahaan
Ordinal

Recogniti on

 tingginya nilai
perusahaan dalam persepsi konsumen
 Tingkat tingginya
nilai perusahaan dalam persepsi konsumen
Ordinal
Affinity

 hubungan
emosional (emational relationship) yang terjadi antara
brand departmentt store dengan
pelanggan
 Tingkat Hubungan
emosional (emational relationship) yang terjadi antara brand departmentt store dengan pelanggan
Ordinal
Brand loyality

 seberapa jauh
kesetiaan konsumen menggunakan jasa/pelayanan perusahaan
 Tingkat kesetiaan
konsumen menggunakan jasa/pelayanan departmentt store
Ordinal









Sumber : Davidson, (1998)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Dari hasil pengolahan data dari kuesioner yang disebarkan, diperoleh karakteristik responden sebagai berikut :

Tabel 3. Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi (Orang)
Persentase (%)
Pria
22
22,0
Wanita
88
88,0
Jumlah
100
100
Sumber : Kuesioner Yang Telah Diolah

Dari tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden adalah wanita, sedangkan sisanya adalah pria. Ini menunjukkan bahwa aktivitas berbelanja di Ramayana Department Store Kota Jambi lebih didominasi oleh wanita.

#SoftSkill# PERILAKU KONSUMEN



Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif.  Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.


Afeksi dan kognisi
Tipe respons afektif
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

 

Proses pengambilan keputusan pembelian

Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasankonsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
 

Faktor-faktor yang memengaruhi

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

1.     Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.     Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.     Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut